Maumere WARTA-IKIPMU. Sebagai upaya untuk melahirkan dan membentuk kader yang inovatif IMM Komisariat Fakultas PISHUM dan MIPA melakukan kegiatan Darul Arqam Dasar (DAD) yang ke 8 di SMP Muhammadiyah Waipare selama lima hari yakni sejak hari Jumat-Selasa (24-28/12/21).
Jumlah peserta yang menjadi kader dalam kegiatan DAD ke 8 yaitu sebanyak 72 orang yang berasal dari dua Komisariat Fakultas PISHUM dan MIPA. Setiap peserta kegiatan di desain tertib dalam kegiatan yang terlihat dari atribut yang mereka gunakan. Peserta yang terlibat diberi aba-aba yang sama oleh kepanitiaan DAD untuk mengguakan pakaian yang sama yaitu pakaian hitam putih. Hal ini diwajibkan untuk peserta imawan dan imawati.
Dari 72 peserta DAD yang berkesempatan ikut bergabung dalam kegiatan, terdapat 4 peserta yang dianggap gugur oleh panitia diantaranya 3 immawati dan 1 immawan dengan alasan 2 immawati mengalami kecelakaan saat hendak ke lokasi kegiatan sedangkan dua orang lainnya mengalami halangan kesehatan fisik.
Dalam membentuk kader yang mantap dalam beridiologi serta memiliki jiwa yang inivatif dalam berorganisasi, kader disuguhi materi yang cukup memadai. Jumlah materi yang diberikan pada peserta selama 5 hari 4 malam yaitu sebanyak 13 materi.
Berdasarkan hasil wawancara tim Warta-IKIPMu bersama ketua IMM Komisariat Fakultal PISHUM IKIPMu Maumere saudara Maswir, ia mengatakan tujuan diselenggarakan kegiatan ini tidak lain sebagai bentuk regenerasi kader agar menghasilkan kader yang inovatif.
Hal ini erat korelasinya dengan tema yang di angkat oleh panitia kegiatan yaitu “Internalisasi Idiologi IMM dalam Rangka Melahirkan Keder Muhammadiyah yang Inovatif”.
Hal yang sama disampaikan oleh ayahanda Iksan Wahab sebagai PDM Muhammadiyah Kabupaten Sikka dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan DAD ke-8, banyak menjelaskan terkait tema yang diusung oleh panitia kegiatan. Belia sempat menjelaskan Idiologi menurut epistimologi serta memberi rangsangan pada kader agar taat dan tetap iklas dalam memperjuangkan muhammadiyah sampai akhir hayat.
Sama halnya disampaikan oleh afdal dalam sambutannya sebagai ketua umum PC IMM Sikka menegaskan pada Idiologi yang sebenarnya tdak hanya sebatas Ide atau Gagasan yang dimiliki seseorang kader, karna jika demikian ia menyimpulkan bahwa itu hanya sebatas angan-angan semata. Idiologi harus didasarkan dengan pergerakan. Oleh karenanya dia berharap bahwa kader IMM bisa mewujudkan hal tersebut untuk membangun kesejahteraan Muhammadiyah di tanah Sikka sesuai dengan trilogi IMM.

Sedangkan Ihdar sebagai ketua bidang kader PC IMM Sikka memberi tanggapan melalui via online kepada tim Warta-IKIPMu tentang tanggapannya terhadap eksistensi kegiatan DAD ke 8 yaitu IMM Cabang Sikka harus menjadi Garda terdepan dalam mencetak Kader Persyarikatan Muhammadiyah yang ada di Kabupaten Sikka. Sebab jika proses Perkaderan tidak berjalan dengan baik dan sistematis maka akan berimbas pada Karakter kader yang mau dilahirkan. Sehingga Instruktur DAD harus benar-benar menanamkan Ideologi Muhammadiyah yang berasaskan Al-Qur’an dan As-sunah yang merupakan pedoman hidup.
”Perkaderan merupakan proses regenerasi Kader dalam organisasi. Dengan tujuan melahirkan dan mencetak kader-kader berjiwa Pemimpin yang nantinya akan diapersiapkan untuk melanjutkan amal usaha Muhammadiyah”. Ungkapnya
Masbuyung selaku peserta DAD ke-8 memberi tanggapan terhadap kegiatan yang ia ikuti. Ia mengatakan bahwa dalam kegiatan tersebut berbagai macam rintangan yang telah diuji sebagai bentuk pembentukan mental sebagai calon kader yang mau menjawab kader sesungguhnya kita harus berproses terlebih dahulu
“saya banyak belajar dari kegiatan DAD Dimana kami di ajarkan untuk menjaga solidaritas,kami di ajarkan untuk menghormati yang lebih tua dan saling menghargai sesame” ungkapnya