Maumere WARTA-IKIPMU. Program Kampus Mengajar (KM) merupakan bagian dari delapan skema yang ada pada Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MB-KM). IKIP Muhammadiyah (IKIPMu) Maumere merupakan salah satu dari jutaan Kampus yang menerapkan Kurikulum tersebut. Itulah sebabnya sudah beberapa tahun Mahasiswa dari IKIPMu Maumere selalu terlibat dalam Program Kampus Mengajar (KM).

Setelah penarikan Mahasiswa KM 2 tahun 2021 kemarin pada bulan Desember, sekarang telah diumumkan kembali mahasiswa yang lolos seleksi 1 dan 2 sehingga dinyatakan bisa bergabung dalam program KM 3. Sejumlah mahasiswa IKIPMu yang berhasil lolos dan dinyatakan bisa bergabung untuk menyalurkan ilmu kepada pelajar yang ada disekolah masing-masing seperti  yag ditelah ditetapkan oleh kepanitiaan KM 3.

Sejumlah mahasiswa yang lolos seleksi secara bersama-sama mengikuti Pembekalan KM 3 yang diselenggarakan Panitia KM 3 melalui via online (zoom dan live youtube). Kegiatan tersebut berlangsung mulai hari ini senin (24/01/22) sampai hari sabtu (29/01/22) yakni selama satu pekan. Pembekalan tersebut secara bersama-sama diikuti peserta KM 3 dari IKIPMu yang bertempat di ruangan mickro dengan jumlah peserta yang lolos yaitu 10 orang.

Beberapa pesanpun disampaikan oleh Dirjen Dikti kepada para mahasiswa yang lolos KM 3 yakni, penguasaan teknologi terkhusus dalam pembelajaran harus tetap ditingkatkan, walaupun penggunaan teknologi tersebut pada dasarnya menjadi paksaan untuk kita karena diterpa oleh pandemic covid 19, tetapi akan tetap bermanfaat walaupun pademi ini akan berakhir.

Untuk itu akan menjadi harapan besar bagi kampus IKIPMu untuk para mahasiswa yang memiliki kesempatan terlibat dalam program ini agar bisa memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik. Guna mengasa nilai kreatif dan inovatif pada sekolah mereka masing-masing.

Pada kesempatan yang sama, dengan pemateri ke 2 pada materi Program Kampus Mengajar, para mahasiswa yang mengikuti pembekalan diberi kesempatan menonton video hasil dokumentasi terkait suasana data mengikuti program kampus mengajar.

“kira-kira seperti itulah situasi saat kita ke pelosok untuk berbakti, susah signyal, tidak ada listrik. Tapi saya yakin setiap kalian memiliki cara sendiri untuk bahagia” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *