Maumere WARTA-IKIPMu. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sikka Menggelar Musda VIII Minggu (27/03/22) di Aula IKIP Muhammadiyah (IKIPMu) Maumere dengan mengusung tema “Meningkatkan Peran Ulama dan Memperluas Wawasan Umat dalam Penguatan Moderasi Beragama”.
Dalam kegiatan tersebut banyak toko agama dan toko pemerintah yang ada dikabupaten sikka yang turut hadir. Kegiatan MUSDA VIII juga dimeriahkan oleh Mahasiswa IKIPMu Maumere yang menyanyikan lagu Mars MUI dan lagu Indonesia Raya yang terdiri dari Mahasiswa beragama Islam maupun non Islam, serta permainan alat musik yang merupaka perpaduan timur tengah dan betawi (Marawis) dari siswa MTs Ataqwa Beru.



H.M. Daeng Bakir yang merupakan ketua panitia dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa, sebelum dilakukan kegiatan MUSDA (27/03/22) sebenarnya telah dilakukan Pra MUSDA terlebih dahulu. Hal ini dilakukan demi mempersiapkan kelangsungan kegiatan seperti yang diharapkan.
“Pelaksanaan MUSDA hari ini, kami sudah melakuka tahapan awal yakni Pra MUSDA (25/03/22) di hari jumat yang lalu. Kegiatan tersebut tidak lain untuk menyiapkan seluruh dokumen yang diperlukan dalam kelancaran pelaksanaan Musda yang sekarang, baik dalam siding pleno maupun pada siding-sidang kepengurusan baru” jelasnya
Strategi yang dilakukan tidak lain untuk meminimalisir waktu dalam pelaksanaan MUSDA VIII. Dengan alasan bahwa saat Sidang-sidang berlangsung dimana pimpinan siding dipimpin langsung oleh Rektor IKIPMu Maumere Erwin Prasetyo tidak memerlukan waktu yang panjang akibat peserta siding harus merumuskan hal yang baru lagi.



Sebelum masuk ke kegiatan siding-sidang, dalam rangkaian MUSDA VIII dilakukan kegiatan yang menarik berupa Cerama dan Diskusi yang dipimpin lagsung oleh Rektor IKIPMu Maumere dengan 3 Narasumber yaitu dari Ketua Umum MUI NTT, Kabid Hukum dan Ham MUI NTT, Kepala Kemenag NTT.



Dalam kegiatan tersebut Kabid Hukum dan Ham Ham MUI NTT H. Anwar Puageno S.H Menyampaikan materinya dengan sangat menarik, sampai akhirnya ia mengatakan dengan tegas pengunaan medsos yang berdampak pada global, bagaimana aliran agama diserang di media social, hingga ia mangatakan bahwa Muhammadiyah membangga-banggakan amal usahanya dan NU membangga-banggakan jabatannya.
“Memang kita lihat hingga hari ini, NU adalah yang berkuasa, Muhammadiyah adalah yang Berusaha” ungkapnya