TIM PKM IKIPMU MAUMERE MEMPERKENALKAN ASTRONOMI DALAM WUJUD BARU PADA CALON GENERASI PENERUS BANGSA

Maumere WARTA-IKIPMU. Menjadi Dosen di salah satu perguruan tinggi di Maumere yakni IKIP Muuhammadiyah (IKIPMu) Maumere, beberapa Pengajar dengan lintas Prodi (Program Studi) serta menggandeng 2 mahasiswa dari Prodi Pendidikan Fisika melakukan kegiatan yang dapat memberi edukasi pada generasi penerus bangsa. Kegiatan tersebut tergolong dalam salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh pengajar di tingkat perguruan tinggi. Kegiatan yang dilakukan yaitu Pengabdian Kepada Masyarakan (PKM).

Jumat (07/01/22) Tim PKM melakukan kegiatan dengan mengangkat Astronomi dalam lingkup kearifan lokal masyarakat suku bajo wuring dalam navigasi menggunakan rasi bintang yang bertempat di MTs Muhammadiyah Wuring Nangahure.

Tim PKM IKIPMu Maumere terdiri dari ketua Adi Jufriansah, S.Pd., M.Pd., anggota Azmi Khusnani, M.Pd., Wahyuningsih, S.Si., M.Pd., dan Moh. Fitri S.E., M.Pd. dengan dibantu oleh 2 mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika IKIPMu Maumere. Peserta yang hadir sebanyak 20 siswa dan 6 guru IPA dari MTs Muhammadiyah Wuring.

Dalam penyampaian secara tertulis ketua Tim PKM kepada Tim Warta-IKIPMu mengatakan bahwa, PKM ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terkait etnoastronomi pada suku Bajo dalam hal ini yang berkaitan dengan rasi bintang. Metode yang digunakan adalah dengan menyelenggarakan workshop etnoastronomi yang berkaitan dengan aplikasi, pembuatan alat pegara, dan sudut pandang etnoastronomi dalam agama. Mitra kegiatan adalah MTs. Muhammadiyah Wuring yang terletak di Nangahure. Waktu pelaksanaan kegiatan PKM dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan sejak bulan Oktober 2021 yang diawali dengan observasi.

Seperti yang diucapnya dalam sambutan sebelum melakukan kegiatan di lokasi bahwa ini adalah rangkain dari kegiatan riset dan pengabdian.

“Kegiatan ini adalah rangkaian kegiatan riset dan pengabdian yang sudah dilakukan beberapa kali oleh IKIP Muhammadiyah Maumere”. Ucapnya

Kegiatan inipun mendapat tanggapan yang baik dari pihak sekolah, harapan mereka kegiatan ini tidak berakhir pada pertemuan ini saja. Melainkan bisa bertemu secara rutin dengan model aplikasi pendukung yang lai.

“Kegiatan ini sangat membantu dan baru pertama kali dilakukan di sekolah kami, dalam hal ini adalah pembuatan alat peraga rasi bintang dari Network for Astronomy School Education (NASE)” ungkap kepala sekolah MTs Muhammadiyah Wuring

“Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan alat peraga astronomi yang lain, sehingga bisa menambah wawasan anak didik kami serta guru-guru disekolah kami terkait astonomi”. Lajutnya

Adputun catatan yang digambarkan oleh tim pelaksana PKM dari IKIPMu Maumere yaitu:

Suku bajo merupakan salah satu suku pendatang di kabupaten Sikka, dimana secara sejarah menjelaskan bahwa suku bajo berasal dari wilayah Sulawesi. Fakta menjelaskan bahwa suku bajo merupakan suku yang hidup bebas mengembara di lautan luas sehingga sering dikenal dengan pengembara laut (sea nomads). Pengembaraan suku bajo memberikan gambaran bahwa mereka telah mengenal rasi bintang, sebagai penunjuk melaut dan pulang  yang dalam hal ini digunakan dalam navigasi.Pemahaman budaya yang berkaitan dengan ilmu astronomi atau yang dikenal dengan etnoastronomi. Pada situasi ini etnoastronomi yang diambil pada suku bajo wuring adalah bintang yang digunakan sebagai navigasi dalam berlayar. Pengenalan rasi bintang, secara turun temurun telah menjadi budaya bagi suku bajo sebagai pelaut. Okarenanya perlu dilakukan pelestarian dengan keikutsertaan anak atau saudara dalam kegiatan melaut yang mana dapat disebut sebagai hand on learning. Meskipun secara perkembangan sosial banyak generasi yang mulai kehilangan budaya tersebut, disebabkan karena alih profesi pekerjaan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *