MENGEDEPANKAN TOLENRANSI, IKIPMU MAUMERE IKUT MENYELENGGARAKAN NATAL DAN TAHUN BARU (NATARU) BERSAMA

Maumere WARTA-IKIPMU. IKIP Muhammadiyah (IKIPMu) Maumere merupakan kampus dengan presentasi Dosen dan Mahasiswa yang didominasi oleh Non Muslim (Kristiani dan Protestan). Atas dasar itu, Selasa (11/01/22) dengan mengedepankan Toleransi IKIPMu Maumere menyelenggarakan kegiatan Nataru di halaman kampus.

Kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan pertama yang diselenggarakan IKIPMu Maumere, tetapi merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahunnya. Hal tersebut diperjelas oleh Rektor IKIPMu Maumere Erwin Prasetyo dalam sambutannya di kegiatan nataru.

“Perayaan natal dan tahun bersama ini selalu digelar oleh pihak kampus. Namun karena dilanda pandemi dengan kasus Covid-19 waktu itu meningkat sehingga kita tidak gelar”. Ungkapnya

Oleh karenanya tidak terlaksananya kegiatan tersebut beberapa tahun belakangan cukup beralasan.

Dalam kegiatan tersebut turut hadir Romo Vikaris Jendral (Vikjen) Keuskupan Maumere Telesforus Jenti, Pendeta, Sesepuh dan Pendiri IKIPMu Maumere ratusan mahasiswa IKIPMu Maumere segenap Civitas Akademik IKIPMu Maumere, Bank BRI Maumere serta tamu undangan.

Jelas bahwa kegiatan tersebut akan memberi hal-hal yang positif, seperti tema yang diusung yaitu “Membangun Semangat Baru”. Dalam rangka ketercapaian tema, diselipkan beberapa agenda diantaranya sering pengalaman dan cerita dari beberapa tokoh agama dan dosen.

Untuk menjaga persatuan dan menumbuhkan semangat baru, Romo Vikjen menggambarkan sesuatu yang besar terkait toleransi yang ada di tanah sikka.

“Maumere adalah rumah besar, Rumah Kita Semua sehingga terbuka bagi siapa saja sehingga momen ini adalah momen yang indah dari berbagai suku dan agama dan Saya secara pribadi juga mengagumi bahwa kampuns ini adalah kampus terbuka bagi siapa saja” Ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama Rektor IKIP Muhammadiyah Maumere, Erwin Prasetyo menjelaskan tentang pentingnya hidup bersama orang lain dan menjaga sikap toleransi.

“Kita hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendirian namun membutuhkan orang lain. Kita harus akui bahwa keberagaman itu ada di lingkungan kita. Yang mana, ada suku yang berbeda, agama yang berbeda dan lain sebagainya,” jelasnya.

 “Sikka ini bisa menerima keberagaman. Maka kampus IKIP Muhammadiyah Maumere juga harus menjadi rumah besar bagi keberagaman. Jadi semua agama bisa masuk di kampus IKIP Muhammadiyah Maumere mulai dari masuk belajar, masuk bekerja menjadi dosen, masuk menjadi pegawai dan masuk juga di struktural IKIP Muhammadiyah Maumere,”lanjudnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *